Pages

Tuesday, March 8, 2011

Perawatan Harddisk

Sekilas Tentang Harrdisk
Hard disk atau bisa disebut juga hard drive, fixed disk, HDD, atau cukup hard disk saja, adalah media yang digunakan untuk menyimpan file sistem dan data dalam komputer. Harddisk adalah salah satu hardware komputer yang cukup rentan dengan kerusakan.
Bagaimana tidak? Selama komputer dihidupkan, harddisk selalu diakses oleh sistem. Ya, biasanya pabrik pembuatnya sudah menaksir umur pakai dari harddisk. Nah, tugas kita sebagai pengguna komputer adalah mempertahankan performa dan kesehatan harddisk supaya awet sampai  pada batas umur pakai yang seharusnya atau syukur2 bisa lebih awet lagi.

Jenis harddisk ada bermacam-macam, tergantung pada kategori yang digunakan. Misalnya, berdasarkan jenis interface-nya, tingkat kecepatan transfer data, serta kapasitas penyimpanan data. Jenis interface yang terdapat pada hard disk bermacam-macam, yaitu ATA (IDE, EIDE), Serial ATA (SATA), SCSI (Small Computer System Interface), SAS, IEEE 1394, USB, dan Fibre Channel.
Jenis interface menentukan tingkat data rate atau kecepatan transfer data. Misalnya, hard disk SCSI memiliki kecepatan transfer ± 5 MHz, artinya mampu melakuan transfer data hingga 5 Mb per detik.

Struktur Fisik Harddisk
Secara fisik, apapun jenis haddisknya, kalau kita bongkar sebuah harddisk, maka akan kita temukan sebuah susunan piringan logam yang dilengkapi dengan jarum pencari data(head) yang berderak pada tuasnya.


Ruang penyimpanan harddisk terdiri dari jalur-jalur berbentuk lingkaran konsentrik yang disebut track. Dalam gambar ilustrasi berikut, track digambarkan dengan bagian yang berwarna terang yang mengelilingi hard disk, sedangkan sector digambarkan dengan garis-garis hitam melingkar yang membatasi setiap track.




Jalur ini tersusun atas ruas-ruas yang disebut sector. Sebuah sector terdiri atas  byte tertentu,misalnya 256 atau 512. Kumpulan beberapa sector disebut dengan istilah cluster. Track dan sector dibuat ketika harddisk tersebut diformat. Singkat cerita, kerusakan pada bagian sector inilah yang sering kita sebut dengan istilah bad sector. Pada tahap awal, kerusakan seperti ini masih bisa diperbaiki dengan menggunakan software seperti Disk Manager atau semacamnya. Tetapi cara seperti itu biasanya hanya memperpanjang sedikit usia dari harddisk. Umumnya harddisk yang sudah berumur lebih dari dua tahun kemungkinan mengalami masalah yang seperti ini. Kalau harddisk sudah "sakit" seperti ini, lebih baik segera diganti sebelum rusak total dan melenyapkan seluruh data yang tersimpan di dalamnya.

Kerusakan dan Perawatan Harddisk
Bagian yang cukup sensitif pada harddisk adalah head dan piringan. Kedua bagian ini sensitif terhadap guncangan, medan magnet dan gangguan listrik.
Head pada harddisk harus berada pada titik data yang benar untuk proses pembacaan maupun penulisan data. Jika sering terguncang, maka head pada harddisk bisa bergeser dari tempatnya, dan mengakibatkan kerusakan fisik. Jadi sebisa mungkin tempatkanlah perangkat komputer di tempat yang stabil supaya tidak mudah terguncang.
Penyebab lain yang membuat harddisk bisa shock yaitu putusnya aliran listrik secara tiba-tiba, karena dengan putusnya listrik maka, head tidak kembali ke posisi yang seharusnya yaitu kondisi pada saat harddisk dimatikan secara normal.Ya, kalau ingin harddisk awet, matikanlah komputer dengan cara yang normal contohnya di-shutdown.


Panas yang disebabkan oleh putaran piringan harddisk yang berlebihan, akan seiring dengan kerusakan harddisk. Perlu diketahui harddisk-harddisk sekarang kecepatan putarnya gila-gilaan. Untuk harddisk SATA saja, putarannya ada yang sampai 10000 rpm. Semakin cepat putaran piringan harddisk,maka akses ke file akan semakin cepat dengan konsekuensi harddisk akan semakin cepat panas. Anda dapat menggunakan kipas pendingin khusus harddisk yang banyak dijual di pasaran untuk mengurangi panas harddisk yang berlebihan.
Kerusakan lainnya adalah kerusakan yang bersifat logika. Contohnya kesalahan dalam pemformatan harddisk, atau serangan virus tertentu yang mampu memaksa harddisk melakukan boot terus-menerus. Kerusakan logika pada harddisk biasanya terjadi pada MBR nya(Master Boot Record) letaknya ada di bagian yang paling depan dari piringan harddisk.
Kalau MBR  sudah kena rusak, harddisk akan susah untuk diperbaiki. Mungkin harus diservis ke vendornya. Kalau MBR rusak maka haddisk tidak bisa digunakan untuk boot Sistem Operasi. Tanda-tanda MBR kemungkinan sudah rusak adalah ketika komputer menampilkan pesan ‘primary master boot failrue’ pada waktu boot. Kemungkinan terburuk dari kerusakan MBR adalah harddisk sama sekali tidak bisa digunakan.
Perawatan harddisk, mungkin akan membuat harddisk lebih awet. Berikut ini ada tips-tips yang bisa Anda lakukan pada PC, sebagai langkah preventif agar harddisk bisa awet.

1.    Sisakanlah ruang kosong pada harddisk paling tidak 15 persen dari kapasitas total harddisk. Maksudnya supaya harddisk dikasih ruang napas. Kalau kamu mau, kamu boleh membersihkan file-file temporary. Dari menu Start >>Program >>Accessories >>System Tools >>Disk Cleanup. Pilihlah drive C:\ lalu klik OK.
Hapuslah item-item sampah seperti temporary files, temporary internet files, recycle bin dan item-item yang Anda rasa tidak dibutuhkan.


2.    Usahakan agar voltase listrik di rumah stabil. Kalau di rumah Anda sering mati listrik, pakailah UPS(Uninterruptible Power Supply), supaya kalau tiba-tiba listrik padam, paling tidak Anda punya waktu beberapa menit untuk lakukan Shutdown atau hibernate. Kalau masih belum mampu beli UPS, pakailah stabilizer yang bagus, seidaknya untuk menormalkan voltase listrik pada 220Volt atau 240Volt.

3.    Aturlah konfigurasi sleep dan hibernasi pada sistem. Fungsi ini akan memperlambat putaran piringan harddisk, mengurangi kerja head, dan mengurangi pasokan daya listrik ke harddisk pada saat komputer dibiarkan menyala. Dengan begitu kita bisa mengurangi panas yang yang berlebihan pada harddisk. Caranya dari menu Start>>Setting>>Control Panel>>Power Options. Aturalah Setting pada Power Schemes dan aktifkan fungsi hibernasi pada tab Hibernate.


4.    Aturlah ventilasi dalam casing CPU. Ringkaslah posisi kabel sebisa mungkin supaya tidak menghalangi aliran udara. Kalau perlu tambahkan kipas pendingin untuk yang mengarah pada harddisk.

5.    Membuat beberapa partisi pada harddisk untuk memisahkan file-file sistem dengan file-file data. Simpanlah data-data pada partisi yang berbeda dengan pastisi sistem. Misalnya partisi C:\ untuk kebutuhan sistem operasi, lalu partisi D:\ untuk data. Ini akan membuat harddisk lebih teratur dalam pengaksesan data. Akan terlihat jelas jika Anda menginstalasi Sistem Operasi Linux, pembagian partisi akan menjadi prioritas utama dalam instalasi sistem operasi Linux. Dengan membagi partisi harddisk, kamu tidak perlu membackup dulu data-data ke harddisk lain kalau Windows rusak. Tinggal format aja partisi C:\ nya dan install ulang.

6.    Periksalah kondisi harddisk menggunakan disk tool seperti check disk dan disk defragment yang tersedia dari Windows. Tetapi jangan terlalu sering, karena jujur saja kalau berlebihan akan membuat harddisk cepat soak. Untuk defragment ya lakukanlah kalau sistem sudah terasa mulai melambat (Untuk komputer saya sebulan sekali). Sedangkan Checkdisk akan run secara otomatis kalau sistem bermasalah karena proses shutdown yang tidak normal. Cara manual untuk lakukan defrag dan checkdisk yaitu dari Windows Explorer , klik kanan pada drive yang ingin diperiksa, lalu pilih Properties. Pada tab Tools pilihlah defragmentasi atau pengecekan.


7.    Gunakanlah software-software utilities seperti Tune Up Utilities, Registry Mechanic atau semacamnya untuk tetap menjaga kesehatan dan performa PC Anda. Cara untuk mendapatkan software-software seperti ini silakan Anda cari sendiri di Internet.


8.    Terakhir dari saya, kenalilah komputer Anda dengan baik. setidaknya belajarlah tentang troubleshooting. Dengan begitu Anda tidak akan salah menangani masalah yang terjadi pada komputer. Misalnya saat komputer lambat, penyebabnya bisa macam-macam. Tidak selalu harddisk yang jadi biang keroknya. Sekian.

Download makalah format pdf

No comments:

Post a Comment